Minggu, 01 Mei 2016

Cerita Dibalik Pendakian Gunung Ceremai

Pendakian kali ini bermula dari kejenuhan gua dan teman-teman kostan gua yang setiap saat selalu disibukan dengan urusan kampus, emang kewajiban kita sih sebagai mahasiswa tapi kita juga perlu refresing juga ya kan biar ga setres. walau ga ada liburan panjang tapi kita merencanakan naik lagi nih dah lama ga naik gunung, kita cuma memanfaatkan liburan akhir pekan lumayan kan tiga hari buat mencari keindahan dan melupakan sejenak rutinitas yang seakan-akan menghantui tiap saat.

Seperti biasa setiap malam nongkrong di warung Bude depan kosan ditemani dengan segelas kopi biar makin asik ngobrolnya, tapi pembicaraan kali ini lebih serius ni ngomongin buat akhir pekan nanti pada mau naik gunung lagi. Masih bingung ni mau naek gunung apa soalnya di Indonesia kan banyak banget gunung-gunung indah. Tapi mempertimbangkan biaya dan waktu yang singkat ini akhirnya terpilihlah gunung Ceremai yang katanya menyimpan sejuta misterinya itu.

Gunung Ceremai 3078 Mdpl

Kenapa gua memilih gunung Ceremai kan masih banyak gunung yang lain, karna tadi itu tadi dah gua bahas mempertimbangkan banyak aspek terutama ya masalah biaya. Biasa lah anak kostan jadi sensitif kalo masalah kaya gini, terus juga masalah waktu karna emang ga ada liburan panjang jadi kita milih yang deket aja dar jakarta ya akhirnya terpilihlah Gunung Ceremai ini karna masih didaerah jawa barat tepatnya diantara Kab. Kuningan dan Kab. Majalengka.

Gunung Ceremai itu gua denger-denger dari berbagai sumber terutama dari mbah google katanya gunung yang penuh dengan mistis. Serem juga ya sempet ngeper juga sih setelah baca beberapa blog orang-orang yang dah pernah naek gunung ini, tapi karna sudah kesepakatan bersama akhirnya kuatin mental lah yakin kalo ga bakal ada apa-apa yang penting numpang-numpang aja karna emang semua gunung tu sebenernya punya ceritanya sendiri-sendiri gimana kita ngadepinnya aja.

Spesialnya pendakian kali ini nyonya besar pengen ikut, siapa lagi tu nyonya besar iya siapa lagi kalo bukan kekasih ku tercinta caillah. Pertamanya sempet ngelarang sih gua karna ini gunung lumayan tinggi ya tertinggi di Jawa barat 3078 Mdpl sementara dia pendaki pemula dan belom pernah naek gunung, terus kan ini gunung yang angker katanya. Tapi gua yakin dia cewe setrong ko dan dia juga ngeyakinin gua kalo dia bisa akhirnya luluh dah hati gua, gua juga pengen nyenengin dia kan biar dia ngerasain enaknya naek gunung tu gimana bisa ngeliat indahnya ciptaan Allah SWT.
 

Singkat cerita setelah sibuk ngurusin semua barang perlengkapan pribadi dan kelompok serta logistik yang harus dibawa, dan minta ijin sama orang tua nyonya besar akhirnya hari pemberangkatan pendakian gunung ceremai pun tiba. Kita naek bertujuh 6 laki-laki anak kostan semua dan 1 bidadari setrong haha, kita jalan dari kostan di Jatayu Kebayoran Lama Jaksel menuju Terminal Kampung Rambutan sekitar jam 19.00 wib naik metro dengan biaya perorang sekitas Rp 15.000 sampai Terminal jam 21.00 wib lumayan lama ya maklum lah jalanan Jakarte.

Sampai Terminal Kampung Rambutan ternyata banyak kelompok pendaki lain yang juga sudah kumpul, karna emang kalo mau naek gunung di daerah Jawa barat seperti Ceremai, Cikurai, Papandayan biasanya naik dari Kampung rambutan ini. Tapi kita mencari bus yang menuju majalengka karna kita akan melewati jalur Apuy yang berada di Majalengka tepatnya di Kampung Apuy desa Argamukti Kecamatan Argapura, tapi ternyata yang ke Majalengka lagi kosong bingung kan kita katanya agak maleman baru ada lagi bisnya.

Setelah menunggu sekian lama dengan harap-harap cemas akhirnya ada juga bus menuju Cirebon, tanpa pikir panjang kita naek dari pada nanti penuh dan ga ada lagi busnya. Kita jalan dari Terminal Kampung Rambutan menuju Cirebon sekitar pukul 23.30 wib setiap orang bayar Rp 50.000, dah lelah nunggu dari sore ampe malem gitu jadi selama perjalanan pada tidur dah kita. Terdengar suara kenek bus membangungkan kita ternyata kita sudah tiba di Palimanan sekitar pukul 03.30 wib.

Palimanan adalah tempat transit menuju Majalengka, kalo kita ga turun ya alhasil kita dibawa ke Cirebon kan itu bus jurusan Cirebon. Dari Palimnan kita naek mobil Elf menuju ke Kadipaten dengan membayar sekitar Rp 5000 pas itu karna deket sekitar 20 menit aja. apakah sudah sampe base camp ? ternyata belum, dari Kadipeten perjalanan kita lanjutkan dengan Elf (again) jurusan Bandung-Cikijang dengan target utama kita yaitu Pasar Maja dengan bayar Rp 10.000.

Sekitar pikul 05.30 wib kita tiba lah di Pasar Maja (akhirnyaaa), ternyata disana dah banyak banget pendaki lain yang juga mau naik gunung Ceremai via apuy ini. Tidak lupa kita sarapan dan solat dulu lah biar berkah perjalanannya, sekalian ngelengkapin logistik yang dirasa masih kurang. Untuk mencapai Basecamp Apuy ternyata masih harus naik mobil lagi tapi  kalo mau jalan juga boleh sekitar 2 jam katanya, lumayan juga ya belom nyampe basecampnya dah gempor duluan tu.

Sampai Pasar Maja kitaa mendapatkan kabar yang gak mengenakan didenger dan dilihat, ternyata dari kejauhan puncak gunung ceremai terlihat kemerahan dan asap tebal membumbung dari sana. Ternyata telah terjadi kebakaran hutan di sekitaran puncak gunung ceremai (wahh jauh-jauh nyampe sini malah gini, cukup down juga kala itu) dan benar ternyata pendakian menuju ceremai ditutup untuk keamanan. kita menunggu hampir sekitar jam 11 siang dengan hati yang udah lemes tapi akhirnya kebakaran bisa dipadamkan dan pendakian dibuka kembali.

Akhirnya sekitar pukul 11.20 wib kita memutuskan naik mobil losbak, karna memang banyak disana mobil yang disewakan untuk menuju bascamp apuy tersebut. Perjalanan dari pasar maja menuju basecamp apuy sekitar 1 jam karna jalan sangat sempit, terjal dan terus menanjak, cukup sport jantung sih lewat itu jalanan tapi pemandangan sepanjang jalan menuju pos 1 apuy tersebut sangat indah. Disepanjang jalan kita disuguhi pemandangan hijau bukit-bukit yang ditanami kebun-kebun warga yang sangat keren dah.

Tibalah kita di Pos 1 (Bored) sekitar pukul 12.30 wib disini juga tempat Registrasi untuk para pendaki yang ingin naik, disini juga masih terdapat mushola, warung kecil dan juga untuk yang membawa motor bisa diparkirkan disini karna ada lahan yang cukup luas. Perlu diingat ya Gunung Ceremai ini sepanjang jalan ga ada mata air makannya kita harus menyiapkannya dan disinilah terakhir kita bisa menemukan sumber mata air untuk selama mendaki ceremai ini.

Untuk biaya registrasi gunung ceremai ini cukup mahal loh dibanding dengan gunung-gunung lain, setiap orang dikenai biaya Rp 50.000 wow banget kan. Tapi tenang dengan membayar segitu kita akan mendapatkan sebungkus nasi putih pake telor sama gorengan + sepelstik es teh manis, lumayan lah buat bekel. Rencana pendakian yang sudah kita rencanakan semua berantakan akibat kebakaran hutan yang terjadi digunung ceremai tersebut tapi Show Must Go On ya kan haahaa.


Dengan kejadian kebakaran tersebut jadi kita baru mulai perjalanan sekitar jam 13.00 siang menuju pos 2 (arban) traknya masih enak landai dan kaya diaspal gitu walau lubang disana sini, setelah jalan dan beristirahat selama perjalanan sekitar 1 jam kemudian kita tiba lah di pos 2 Arban, disamping posnya ada pohon arbey hutan lumayan buat cemilan sambil istirahat bentar lalu perjalanan kita lanjutkan lagi, sekitar pukul 16.00 wib kita baru di pos 3 (Tegal Masawa) ga kebayang kita mau ngecamp dimana berantakan semua rencana.

Kita terus jalan dan hari udah mulai gelap dan tenaga mulai habis karna traknya yang lumayan menyiksa, karna nyonya besar udah keliatan kecapean kasian akhirnya pas di pos 4 (Tegal jamuju) ada lahan yang cukup luas kami mendirikan tenda dan mulai memasak makanan untuk mengembalikan energi yang cukup terkuras. selesai makan setelah berdiskusi karena senin semua harus masuk dan tenda juga kita nyewa hanya sampai hari senin kalau ga dibalikin bakal kena dend dua kali lipat akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi.

kita hanya mendirikan tenda memasak dan beristirahat hanya sekitar 2 jam saja, jam ditangan menunjukan jam 22.00 wib kita memutuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah banyak sekali pertimbangan yang sudah kami fikirkan, padahal gua sempet ga mau karna gua mikir bawa cewe kasian masa harus lanjut tapi gua juga ga enak sama yang lain. Tapi untungnya belahan jiwa gua ini strong banget dia ga mau nyusahin yang lain dia ga mau gara-gara dia cewe jadi halangan buat semuanya, gua bener-bener salut dah sama dia akhirnya dengan berat hati gua iyain buat lanjut jalan.

Ditengah kegelapan yang hanya disinari oleh lampu senter yang kita bawa dan dikedinginan udara gunung ceremai kita terus jalan, sekitar jam menunjukan pukul 01.00 kita tiba di pos 5 (sahyang Rangkah) yang seharusnya kalau siang ungkin hanya sekitar 1,5 jam karna malam kita jalan begitu lambat dan terus menerus beristirahat. kami terus berjalan ditengah kegelapan malam sampai akhirnya sekitar pukul 04.00 wib kita tiba di simpang Apuy yang merupakan titik pertemuan antara jalur apuy dengan jalur palutungan.

Karna tenaga sudah begitu terkuras karna trak sepanjang jalan sangat-sangat kejam tapi nyonya besar kuat loh salut kan, akhirnya kita istirahat disekitar simpang apuy. mungkin karna sudah begitu lelah kita terlelap disekitaran semak-semak dan bebatuan tanpa mendirikan tenda karna memang sekitar situ tidak ada tanah lapang untuk mendirikan tenda, tubuh mulai membeku akhirnya kita terlelap sampai pagi. gua kebangun gara-gara suara ramai-ramai ternyata pendaki-pendaki lain sudah lewat dan membangunkan kita (dikira mayat kita tidur dipinggir jalan ga make tenda haha).

Gua liat jam ternyata udah jam 06.00 wib, gua bangunin nyonya besar dan yang lainnya tapi nyonya besar ga bangu-bangun waktu itu gua takut banget takut kenapa-kenapa ya allah. akhirnya setelah gua tepuk pelan-pelan berulang kali terdengar suara dengan keras "sakitttt tauuu" akhirnya nyonya besar nyaut takut kenapa-kenapa aja. sunrise gunung ceremai yang kita tunggu-tunggu pun sudah terlewat karna sudah mulai meninggi mataharina, cukup kecewa sih tapi pemandangan awan yang bergulung mengobati kekecewaan kita serasa berada di negri atas awan.

Akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan menuju ke puncak dengan pendaki-pendaki lain yang baru lewat, tak nerapa lama berjalan terlihat gua besar dan tertulis Pos 6 (goa walet) disana terdapat tanah lapang dan tenda-tenda biasanya memang pendaki mendirikan tenda di pos 6 ini, dari sini puncak gunung ceremai sudah sangat dekat tapi traknya lumayan susah karna cukup curam dan berbatu setelah berjalan sekitar setengah jam dari goa walet akhirnya kita tiba di puncak gunung ceremai yang sangat-sangat menakjubkan.




Semua kelelahan yang kita rasakan sepanjang perjalanan, memang seharusnya tindakan kami sangat tidak baik dan sangat membahayakan diri kita jadi so buat semuanya jangan ikutin yang dah kita lakuin diatas ya, udah ga ngecamp makan seadanya terus harus jalan ditengah malem tarus tidur tanpa tenda di tengah udara dingin yang sangat menusuk jadi jangan ditiru ya. ini semua terjadi karna ada kejadian yang ga kami rencanakan yaitu kebakaran hutan yang sudah merusakan semua rencana yang udah kita susun, terus karna waktu juga mepet jadinya terpaksa haha.

Dari semua kisah yang udah gua alami sepanjang perjalanan kelelahan dan semua keluh kesah kita terbayar setelah sampai dipuncak ceremai 3078 mdpl itu puncak tertinggi di jawa barat. Dan gua juga sangat bangga salut kagum dan ga nyangka setelah semuanya yang kita hadapin Nyonya besar kuat oh sampe puncak, kasian pendakian pertamanya harus gitu haha tapi dia jadi ketagihan tu naek gunung setelah merasakan indahnya ketinggian tu gimana.

Pokoknya semua pengalaman yang gua rasain ga akan bisa dituangin cuma lewat blog ini, blog ini cuma sekedar membagi sedikit pengalaman gua aja mungkin berguna atau mungin bisa menginspirasi loe semua, ayo maen jangan dirumah aja emang bener deh Indonesia tu indah bangettttt.

Buat semuanya makasih ya terutama buat Allah swt yang udah melancarkan perjalanan kita, terus salut dan bangga gua buat nyonya besar :*, terus kedua orang tua yang selalu mengiringi gua dengan doanya dan buat tementemen gua akhirnya kita bisa berdiri barneg di puncak tertinggi Jawa barat Puncak Ceremai 3078 Mdpl.

Makasih semua dah mampir di blog yang sangat-sangat sederhana ini terus tungguin lagi ya catatan-catatan gua selanjutnya bye ....



Jumat, 22 April 2016

Merasakan Indahnya Gunung Semeru Puncaknya Para Dewa

Liburan Ujian Akhir Semester pun akhirnya tiba, setelah otak lumayan kekuras ngurusin tugas yang bejibun dan ditambah harus nyiapin diri buat ngadepin UAS. Rasanya hidup flat banget ya gini-gini aja tiap hari cuma bangun tidur kekampus ampe sore dengan segala hiruk-pikuknya, dah gitu pulang ngerjain tugas sampe malam gitu aja terus ampe negara api nyerang lagi. Gua rasa kasian deh sama otak dan badan gua kayanya mereka juga perlu istirahat dah refreshing gitu.

Akhirnya gua sama temen-teman sekostan gua nyusun rencana ni mau pergi kemana ya buat ngisi liburan sama refreshing otak, kan lumayan ni libur agak lama sebulanan kalo mau dirumah aja nambah karatan ni otak. Pas itu lagi rame-ramenya film 5 cm yang bikin gua juga ngiler liat tu film. akhirnya setelah ngobrol ngalor-ngidul kita berlima mutusin buat naek gunung, gua kaget yang bener mau naek gunung, lari muterin komplek aja ngos-ngosan make gaya mau naek gunung.

kita berlima masih awam banget sama yang namanya naek gunung, walau ada temen gua satu yang dah pernah naek gunung tapi itu juga cuma Gunung Gede Pangrango. tapi setelah mencari-cari informasi tenang gimana sih naek gunung yang baik dan benar kita berlima mengguatkan niat buat bener-bener naek gunung. Gak nanggung-nanggung kita sepakat milih Gunung Semeru yang katanya puncaknya para dewa dan jadi gunung tertinggi di pulau jawa dengan ketinggian 3.676 Mdpl.

kita berlima mencari tau dari segala sumber mengenai gimana sih cara naik gunung yang baik, kita mempersiapkan semua peralatan dan logistik buatperjalanan kita nanti. Ga sabar rasanya pengen nginjekin kaki di puncaknya para dewa dataran tertinggi di pilau jawa, gua liat di filmnya aja dah ngiler gua apa lagi liat langsung dengan mata kepala gua sendiri ya. semua persiapan dah kita siapin mulai dar perlengkapan pendakian sampe latihan fisik biar ga kaget nanti harus nanjak segitu.


Ga kerasa besok waktu yang kita tunggu dateng juga, kita semua nyiapin perlengkapan pribadi dan logistik buat disana setelah semua rapi masuk kedalam carriel kita istirahat dikosan bareng-bareng berlima dengan carriel yang sudah tersusun rapi disamping kita. Akhirnya sekarang kita siap berangkat tak lupa doa orang tua mengiringi perjalanan kita biar selamat sampe pulang lagi kerumah, niat, doa dan perlengkapan sudah lengkap waktunya jalan Malang kami datang.

Perjalanan kita mulai dari kostan kita di daerah Radio Dalam Jaksel sekitar pukul 11.00 wib karna kereta ke Malang jalan jam 14.00 wib. Menuju stasiun Senen dengan menggunakan taxi, gaya lah dikit ga liat carriel segede-gede kulkas suruh naek metro dari sini ke Senen gempor duluan yang ada. walau duit pas-pasan juga hajar terus, kita nyari taxi dengan harga borongan jadi kita semua berlima sampe Stasiun Senen cuma ngeluarin duit Rp 60.000 lumayan kan adem bro naek taxi walau desek-desekan untung supirnya baik jadi diangkut aja kita.

Nyampe di Stasiun Senen jam 12.45 wib lumayan lama juga ya tau sendiri lah Jakarta gimana, masih ada waktu ni kita duduk aja di Stasiun ngeliati orang-orang yang ternyata banyak juga yang mau ke Malang dan naek Gunung Semeru juga. kita agak minder sih disitu liat bawaan mereka carriel 100 L semua lah kita paling gede cuma 60 L, tapi kita pede aja lah insyaAllah walau kita pemula dan serba terbatas tapi semoga kita berlima juga bisa menginjakan kaki di puncaknya para dewa itu.

Ting tong ting tong suara pemberitahuan bahwa kereta Mataremaja jurusan Malang akan jalan 15 menit lagi, kita semua menukarkan tiket dan bergegas naek ke gerbong 3. Harga tiket Mataremaja Senen-Malang waktu itu masih Rp 72.000 lumayan lah ya namanya juga kelas ekonomi. Pas udah didalem gerbong ga tau diatur apa kebetulan doang hampir segerbong tu isinya anak gunung semua yang mau naek ke Semeru juga dengan carriel yang segede-gede kulas itu.

Selama perjalanan sempet minder sih awalnya kayanya kita berlima masih minim banget pengetahuannya tentang naek gunung, sedangkan mereka macem-macem gunung udah pernah ditaikin. tapi kita So Kenal So Deket aja sama mereka sambil ngegali pengalamannya kali aja berguana buat kita nanti disana, ternyata ada yang udah ke tiga kalinya naek Semeru makin kaget lah kita, tapi orangnya baik banget banyak pengelaman yang diceritain yang cukup berguna buat kita.

Ga kerasa mentari pagi Malang membangunkan kita sekitar pukul 05.00 kita sampe di Stasiun Malang Lama, disana kita semua turun dengan mata yang masih merem melek. Di luar Stasiun udah banyak banget mobil angkot yang siap mengantarkan kita ke Pasar Tumpang, Pasar Tumpang tu tempat berkumpulnya para pendaki buat ke pos pendaftar Gunung Semeru di Ranu Pani masih sekitar 1 jam lagi lah kalo dari Pasar Tumpang sampe Ranu Pani.
Tapi disana kita yang keliatan kebingungan karna cuma berlima didatengin sama supir angkot, dia menawarkan kita berlima dia bilang punya kenalan orang Ranu pani yang tinggal tidak jauh dari sana. kita pertamanya tidak percaya dan kita tetap mencari barengan buat naek angkot ke pasar tumpang karna semakin banyak akan semakin murah juga ongkosnya. Tapi sampe jam 08.00 wib kita belom dapet barengan makin pusing lah kita, akhirnya kita menyetujui untuk ikut abang angkot yang tadi menawari kita jadi kita tidak melewati rute seperti kebanyakan endaki lain yang harus transit dulu di pasar tumpang untuk menuju ke Ranu Pani untuk pos pendaftaran Simaksi.

Ternyata dugaan kita salah abang angkot tersebut jujur dan berhati baik, kita benar-benar diantarkan ke temannya yang rupanya memiliki warung di daerah Ranu Pani. Kita naik angkot ke rumah tersebut dengan membayar Rp 50.000 tapi disana kita dijamu dengan sangat baik kita tiba di rumah tersebut sekitar jam 10.00 wib. Ternyata bapak yang memiliki warung di Ranu pani tersebut sekitar seminggu sekali mengantarkan belanjaan dari Kota menuju Ranu Pani dan ternyata baru besok bapak tersebut mengantarkan belanjaanya tersebut ke Ranu Pani jadi kita diijinkan untuk bermalam disana.

Keesokan harinya sekitar jam 05.00 wib kita berlima menumpang mobil bak terbuka bapak tersebut yang sebagian sudah terisi oleh barang-barang untuk keperluan warungnya yang berada disekitar pos pendaftaran Ranu Pani. Selama perjalanan kita disajikan pemandangan yang sangat menakjubkan, puncak Mahameru yang masih mengeluarkan asap terlihat dari kejauhan, disebelahnya ada pemandangan Gunung Bromo yang masih ditutupi oleh kabut. sekitar pukul 07.00 wib kita tiba di pos pendaftaran pendakian Gunung Semeru di Ranu Pani untuk mengurus Simaksi.


Setelah semua persyaratan sudah di lengkapi dan membayar uang masuk beserta asuransi sebesar Rp 15.000 kita memulai perjalanan sekitar pukul 09.00 wib. Wow ini pendakian pertama gua dan langsung naek gunung tertinggi di pulau jawa loh, dalam hati gua ngomong sendiri. makin semangat kan gua, karna masih menyesuiakan diri dengan udara sedingin itu baru jalan berapa menit keringet bercucuran padahal mulut keluar asep sangkin dinginnya. karna ini pendakian pertama gua setiap 10 menit sekali break buat lurisin kaki, walau perjalanan masih agak landai sih.

setelah berjalan sekitar 4 Km melewati lereng bukit dan rimbunnya pepohonan yang ditumbuhi bunga edelweis disepanjang perjalanan, kita tiba di Watu Rejeng dimana disana ada batu berjal yang sangat indah. sepanjang perjalanan kita disajikan pemandangan yang sangat indah dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata ada lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. dari kejauhan puncak Mahameru dengan gagah menyembulkan asapnya. tak terasa sudah hampir 4 jam kita berjalan sekitar pukul 13.00 wib kita tiba di Ranu Kumbolo yang sangat indah.

Di Ranu Kumbolo kita mendirikan tenda untuk bermalam, karna rasanya sangat sayang untuk dilewatkan tempat seindah ini. hampir semua pendaki pasti akan bermalam di Ranu Kumbolo ini untuk mengembalikan energi agar besok siap melanjutkan perjalanan, disini terdapat danau yang dijadikan sebagai sumber air bersih untuk para pendaki sebaiknya persiapkan cadangan air dari sini karna sepanjang perjalanan tidak ada lagi mata air kecuali di kali mati nanti.

 

Mentari pagi Ranu Kumbolo membangunkan kita berlima yang semalam tidak bisa tidur pulas karna udara dingin yang terasa menusuk tulang walau sudah memakai jaket 3 lapis dan sleeping bag, ternyata kata tenda sebelah semalam suhu mencapai 2`C. Tenda kita pun sempat diselimuti oleh es halus akibat suhu yang begitu dingin. Sekitar pukul 09.00 kita bersama pendaki lain menlanjutkan perjalanan menuju camp selanjutnya yaitu di Kali mati.

Dari Ranu Kumbolo pertama kita harus melewati tanjakan yang sangat terkenal di Gunung semeru dengan berjuta mitosnya itu yakni Tanjakan Cinta dimana mitosnya selama nanjak mikirin orang yang kita sayang dan jangan nengok ke belakang cintanya akan abadi, apakah anda percaya ? gua sih ga terlalu percaya tapi ya gua coba aja kali beneran haha. Setelah lewatin tanjakan cinta kita akan disajikan hamparan padang safana berwarna ungu jika musim mekar yang bernama Oro-Oro Ombo, sayangnya pas kita kesana hanya sebagian aja yang mekar tapi itu juga udah indah banget.

Setelah kita melewati Oro-oro ombo kita tiba di Cemoro kandang dimanan seperti namanya disana banyak sekali ditumbuhi pohon cemara tinggi-tinggi yang begitu indah. Disana ada yang jualan semangka dan gorengan loh, jadi kalo loe naek harus coba ya semangkanya seger banget sumpah. setelah berjalan begitu jauh rasanya tulang mau pada copot, sekitar pukul 14.00 wib kita tiba di Kalimati. Sebenarnya pendakian hanya dianjurkan sampai sini, tapi ya bayangin aja jauh-jauh dari Jakarta kaga ngerasain summitnya Mahameru yang sangat luar biasa itu ya rugi banget.

Di Kalimati kita mendirikan tenda lagi dan mempersiapkan jiwa dan tenaga buat summit nanti malam. Disana terdapat mata air yang ngambilnya jauh banget hampir sekitar setengah jam dengan track yang enggak banget dah, dah gitu airnya ngalirnya cuma kaya make sedotan dah gitu yang ngantri banyak banget, jadi saran gua siapin air yang banyak dari Ranu kumbolo aja ya. Tapi kalo mau ngerasain rasanya ngambil air di Kalimati silahkan saja. Dan katanya masih banyak hewan liar disana seperti macam kan ngeri.

Kita makan dan tidur karna nanti malamnya kita akan summit. Sekitar pukul 23.00 wib kita barsama-sama dengan pendaki lain kita berombongan hampir sekitar 20 orangan memulai perjalanan dengan diiringi doa dan usaha yang maksimal. Saat summit semua barang kita tinggal ditenda, pertamanya gue hampir nyerah dengan medan yang sangat ekstrim dan udara dingin yang menusuk tulang, tetapi teman-teman gua terus ngedukung gua kalo gua bisa ngelewatin ini dan kita sama-sama bisa sampai di puncak berlima.

Selama perjalanan kita berlima berpisah karna kalau harus tunggu-tungguan yang ada kita bisa mengantuk, karna kalau kita diam maka kita bisa mengantuk karna badan yang lelah dan udara yang dingin. saran dari gue kita harus bawa air masing-masing jadi kalau haus tidak harus menunggu teman yang lain, dan juga persiapkan makanan untuk energi seperti coklat atau madu karna tenaga kita akan sangat terkuras disana. Ga kebayang kan disaat orang lain tidur dengan nyenyak dikasur yang hangat kita harus merayap di medan berpasir Mahameru.

Kita harus menyiapkan Buff untuk mencegah pasir masuk ke saluran pernafasan kita. karna disana saat summit seluruh tracknya adalah pasir. Dimana saat kita nanjak 5 langkat maka pasir akan turun lagi tiga langkah jadi kebayangkan gimana tu track mahameru. Seperti Fatamorgana  terasa puncaknya sudah angat dekat tetapi saat kita jalani tidak sampai-sampai. kita harus terus jalan dan jangan terlalu lama istirahat karna bisa membuat kita mengantuk. hati-hati juga selama pendakian summit batu sebesar buah kelapa akan sering jatuh menggelinding dari atas karna diinjak oleh pendaki lainya.

Sekitar pukul 05.30 setelah kita merayap selama perjalanan akhirnya kita bertiga tiba dipuncak dan teman gua yang dua lagi belum sampai. Tak lama kemudian keduan temen gua juga nyampe setelah sampai liar biasa indahnya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, sunrise mahameru yang begitu indah muncul dengan awan yang saling menggulung menutupi seluruh pemandangan yang ada dibawahnya. gua kaya ngerasa ada di negri dongeng diatas awan. perjuangan yang terbayar lunas setelah sampai di puncaknya para dewa daratan tertinggi dipulau jawa.

Makasih Ya Allah udah menciptakan begitu indahnya tanah airku ini, gua akan terus menjaganya biar anak cucu gua nanti juga masih bisa merasakan indahnya puncak para dewa ini. Dari sini gua banyak banget dapet pengalaman dapet temen baru yang gak akan gua lupain selama hidup gua bakal gua ceritain ke cucu gua nanti.


Thanks to : Allah SWT, Kedua orang tua gua dan juga temen-temen gua yang akhirnya kita bisa berdiri bareng-bareng disini puncaknya para dewa puncak Mahameru.